Selasa, 25 September 2018

IP Address dan Subnetting

1. IP Address


Untuk yang pertama admin akan membahas IP address. Dalam pengenalan IP address ada beberapa hal yang perlu diketahui, seperti :

  • Format penulisan
  • Pembagian kelas IP address
  • Network Address
  • Broadcast Address
  • Network ID dan Host ID



Untuk itu mari kita bahas satu per satu

A. Format Penulisan

Format penulisan IP address terdapat 32 bit yang dipisahkan dengan tanda titik dari setiap 8 bit nya. dan setiap 8 bit nya disebut dengan oktet. sehingga dalam satu IP address terdapat 4 oktet dengan 8 bit dari setiap oktetnya. Untuk lebih jelasnya bisa agan lihat dibawah ini

belajar ip address untuk pemula
GAMBAR Penulisan IP Address

Range dari IP yaitu 00000000.00000000.00000000.00000000 dan 11111111.11111111.11111111.11111111 dengan notasi bilangan biner. Setiap angka nol (0) bisa kita artikan TIDAK dan satu (1) diartikan YA. Dari setiap oktet dengan biner bilangan satu, memiliki angka desimalnya masing-masing. Dalam 8 bit di setiap oktet nya terdapat angka 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128. Jika dalam desimal kita bisa menghitungnya dari kanan, sehingga jika kita jumlahkan maka terdapat nilai 255 dari setiap oktetnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar berikut.


belajar ip address untuk pemula
GAMBAR Nilai dari IP Address
Jadi jika agan menuliskan IP address kelas C misalnya 192.168.1.1 maka jika dalam bilangan biner akan berbentuk seperti ini.

belajar ip address untuk pemula
GAMBAR Contoh IP Address Kelas C






  • Nilai dalam desimal
1286432168421

  • Bit
ke-1ke-2ke-3ke-4ke-5ke-6ke-7ke-8
Yang berarti :
  1. bit ke – 1 bernilai 128
  2. bit ke – 2 bernilai 64
  3. bit ke – 3 bernilai 32
  4. bit ke – 4 bernilai 16
  5. bit ke – 5 bernilai 8
  6. bit ke – 6 bernilai 4
  7. bit ke – 7 bernilai 2
  8. bit ke – 8 bernilai 1
Misal, dengan menggunakan tabel diatas, 8 bit 11110000 ini dapat kita konversi menjadi bilangan desimal seperti berikut :
Nilai dalam desimal1286432168421
Bit11110000
Yang berarti nilai desimal dari angka 8 bit 11110000 tersebut adalah 128+64+32+16+0+0+0+0 = 240.
Contoh lagi, 8 bit 10101010 ini dapat kita konversi menjadi bilangan desimal seperti berikut :
Nilai dalam desimal1286432168421
Bit10101010

Yang berarti nilai desimal dari 10101010 adalah 128+0+32+0+8+0+2+0 = 170.

B. Pembagian Kelas IP Address

Secara teori, jumlah IP yang tersebar dalam internet diseluruh dunia adalah 255x255x255x255 atau 4.228.250.625 (4 milyar lebih). Dari 4 milyar lebih ip address, diperlukan media untuk memisahkan alokasi IP address, baik untuk membedakan host maupun untuk keperluan tertentu.

IP address dibagi menjadi 2 bagian, yaitu network ID (net ID) dan host ID. Net ID mempunyai peran untuk mengenalkan suatu network dari network lainnya. Dan untuk host ID berperan untuk mengenalkan host dalam suatu network. Jadi, semua host yang tersambung dalam satu jaringan akan memiliki net ID yang sama. Garis yang memisahkan bagian network dengan host tidak selalu tetap, semua itu tergantung dari kelas network nya.

IP address dibagi kedalam lima kelas, diantaranya yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Lalu apa perbedaan dari setiap kelas nya? perbedaannya ada pada jumlah dan ukuran dari masing-masing kelas. Seperti kelas A misalnya, IP kelas A biasanya dipakai untuk menampung jumlah host yang cukup banyak dari tiap jaringan. Sedangkan kelas D dan kelas E secara umum sedikit berbeda, IP kelas D digunakan untuk jaringan Multicast sedangkan kelas E digunakan untuk keperluan eksperimen atau percobaan (pengujian) dalam jaringan. Untuk penentuan kelas IP address agan bisa lihat pada gambar dibawah ini :


belajar ip address untuk pemula
GAMBAR IP Address Kelas A

belajar ip address untuk pemula
GAMBAR IP Address Kelas B

belajar ip address untuk pemula
GAMBAR IP Address Kelas C


C. Network Address

Network address merupakan pengalamatan yang berfungsi untuk mengenalkan suatu jaringan atau network. Contoh, suatu host dalam jaringan/network menggunakan IP kelas C 192.168.12.27, dengan network address nya adalah 192.168.12.0.  maka address yang digunakan oleh host di jaringan tersebut ada pada 1 segmen terakhir yang menjadi 0.

Dengan itu, router akan melihat network address dari kelas C yaitu 192.168.12 untuk menentukan kemana router harus mengirim datagram yang diperintah kan oleh host. Jika kita ibaratkan dalam pengiriman paket, si petugas misalkan ingin mengantarkan paket, maka petugas tersebut hanya cukup melihat kota yang dituju oleh pengirim agar sampai kepada si penerima paket. Cukup mudah bukan?


D. Network ID dan Host ID

Untuk yang masih bingung dengan network ID dan Host ID, jangan khawatir. Dibawah ini merupakan aturan untuk menuntukan antara network ID dan Host ID dari masing-masing kelas IP.


- Network ID dan Host ID tidak diperbolehkan menggunakan 255

Jika network ID dan host ID menggunakan 255 maka akan diartikan sebagai broadcast address. ID tersebut digunakan sebagai alamat yang mewakili dari jaringan/network.

- Network ID dan Host ID tidak diperbolehkan menggunakan 0

Apabila Host ID memiliki angka 0, maka alamat tersebut akan diartikan sebagai network address. Karena alamat network bukan digunakan untuk host, melainkan untuk mengenalkan suatu jaringan kepada setiap hostnya.

- Network ID tidak diperbolehkan menggunakan 127

Untuk network ID dengan angka 127, secara default address tersebut digunakan untuk loopback address. Suatu IP yang digunakan oleh komputer guna menunjukan dirinya sendiri.

- Host ID harus dengan angka unik (berbeda) dalam suatu jaringan/network

Didalam suatu jaringan/network  tidak diperbolehkan dua host untuk menggunakan Host ID yang sama. Oleh karena itu setiap Host ID harus memiliki angka nya masing-masing, tidak boleh sama. Jika sama maka akan terjadi tabrakan IP yang mengakibatkan kerusakan pada pengkoneksian dua host tersebut.



2. SUBNETTING


Subnetting, tentunya sudah menjadi tugas wajib yang musti dikuasai oleh seorang network administrator. Subnetting ini digunakan untuk mengatasi masalah dalam topologi jaringan yang menyangkut efisiensi IP address. Esensinya, subnetting bertugas untuk memindahkan garis pemisah dari bagian network dan host dalam suatu IP address.

Selain itu, subnetting juga dapat digunakan untuk mengatasi hardware atau media fisik berbeda yang digunakan dalam satu jaringan/network. Dengan ini, seorang network admin bisa mendelegasikan settingan host address dari seluruh departemen suatu perusahaan besar kepada departemen lainnya guna memudahkan dalam mengatur network secara keseluruhan.


Subnet didefinisikan untuk membagi-bagi atau menerapkan masking bit (subnet mask) kepada IP Address. Untuk struktur dari subnet mask, tidak jauh beda dengan IP Address, terdiri dari 32 bit yang dipecah kedalam 4 oktet/segmen. Masih sama seperti yang admin sebutkan diatas, apabila Bit 1 pada subnetmask mengartikan masking YA “ON” dan Bit 0 diartikan sebagai TIDAK “OFF”. Untuk lebih jelas bisa agan simak gambar dibawah ini. :)


belajar ip address untuk pemula
GAMBAR Contoh Subnetting

Seperti aturan utamanya, untuk IP Address diatas yaitu memiliki network dengan angka 172.12 dan 27.9 sebagai hostnya. Network tersebut bisa menampung ribuan host yang terhubung/tersambung dalam suatu jaringan.
 Jadi untuk IP Address ini akan menggunakan subnet mask dengan 24 bit atau 255.255.255.0 (Biner: 11111111.11111111.11111111.00000000). dengan begitu pada 24 bit pertama dari IP Address tersebut akan dikenalkan oleh subnet mask dan dianggap sebagai network bit dalam jaringan tersebut. Sehingga dengan begitu maka angka dari network pun akan berubah dari 172.12 menjadi 172.12.27 dan 9 sebagai host.

Perlu diketahui bahwa subnet mask diatas memanglah standar IP Address untuk kelas C. Namun disini kami menerapkan subnet mask tersebut pada network yang biasa dikenal dengan kelas B. Keuntungan dari subnetting yang admin contohkan diatas yaitu agan bisa menambah network baru sebanyak 256, setara dengan IP kelas C. Tentunya jumlah host pun akan berkurang ya gan.

Untuk netwok kelas C apabila agan ingin menggunakan subnet mask yang lebih besar seperti 26 bit (255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224), 28 bit.., 29 bit dan seterusnya tentu masih bisa. semua itu sudah pasti harus agan perhitungkan dulu mengenai jumlah host yang akan menampungnya. Apakah cukup atau tidak. Karena semakin besar network maka akan semakin kecil pula host yang bisa digunakan.

Subnet mask

Cara lain untuk menentukan berapa banyak bit dalam network-portion dan berapa banyak bit dalam host-portion adalah dengan menggunakan subnet mask.
Seperti halnya IP address, subnet mask juga merupakan 32 angka biner yang dapat diekspresikan dalam bentuk dotted-decimal. Hanya saja, didalam subnet mask semua bit network-portion diwakili oleh angka 1sedangkan semua bit host-portion akan diwakili oleh angka 0.
  • network-portion → 1
  • host-portion → 0
Contoh, network dengan prefix-length /24; maka :
  • Jumlah bit network-portion = 24.
  • Jumlah bit host-portion = 8.
Maka, 32 angka biner subnet mask-nya adalah 24 angka biner bernilai 1 + 8 angka biner bernilai 0.
11111111111111111111111100000000
2552552550
Dengan demikian kita dapatkan dotted-decimal subnet mask = 255.255.255.0.
Contoh lagi, sebuah network dengan prefix-length /27; maka :
  • Jumlah bit network-portion = 27.
  • Jumlah bit host-portion = 5.
Maka, 32 angka biner subnet mask-nya adalah 27 angka biner bernilai 1 + 5 angka biner bernilai 0.
1111111111111111111111111110000
255255255224
Dengan demikian kita dapatkan dotted-decimal subnet mask = 255.255.255.224.
Sebaliknya, sebuah network dengan subnet mask dapat kita ketahui besar prefix-length dengan cara mengkonversi nilai subnet mask ke dalam bentuk bilangan biner kemudian kita hitung jumlah bilangan biner yang bernilai 1.
Contoh, sebuah network dengan subnet mask 255.255.255.192, berapakah prefix-length-nya?
255255255192
11111111111111111111111111000000
Dengan demikian kita dapatkan bahwa prefix-length-nya adalah /26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topologi Jaringan Komputer

Pengertian dan Macam Macam Topologi Jaringan Komputer Topologi jaringan komputer   adalah suatu cara atau konsep untuk menghubungkan ...

Jaringan Komputer